Senin, 07 November 2016

Kata Tidak yang Menjadi Polemik



            Jumat empat November dua ribu enam belas terjadi demo besar-besar an, lautan putih menyelimuti Ibu kota, menuntut “keadilan” dari dugaan penistaan agam yang dilakukan gubernur sekaligus calon gubernur Basuki Tjahja Purnama atau yang akrab disapa Ahok.

Dugaan penistaan agama ini terjadi akibat pernyataan sang gubernur saat berpidato di kepulauan seribu, lalu kemudian video itu pun menjadi viral di media sosial facebook, Buni Yani seorang dosen salah satu perguruan tinggi di Jakarta pengunggah video yang menjadi viral hingga ditonton dan di share jutaan kali oleh pengguna facebook lain nya.

                Kali ini saya tidak akan membahas soal kasus ini, kali ini saya justru membahas mengenai bahasa Indonesia. Dimana Indonesia adalah Negara yang unik, dengan orang-orang yang unik, dan Bahasa yang sangat unik.

Mengapa saya mengatakan demikian?, karna penambahan dua huruf didalam sebuah kata saja dapat mengubah arti, contoh :

Main apa bila ditambahkan dua huruf a-n menjadi mainan maka artinya pun akan berubah, begitu juga saat kita menambakan kata yang sama hingga terbentuk menjadi sebuah kalimat main-main, artinya berubah begitu juga saat kita menambahkan kata yang sama kembali namun ditambahkan huruf a-n di belakang nya main-main mainan maka merubah arti nya kembali.

Sedangkan apa bila pada kalimat Mainan diubah dua huruf belakang nya menggunakan kata i-n menjadi mainin akan mengubah kembali artinya.

                Itu lah mengapa bahasa Indonesia saya anggap sebagai bahasa yang unik karna prakasa katanya mengandung arti, setiap huruf nya mengandung arti dan setiap kalimat yang terbentuk dari dua suku kata atau lebih mengandung sebuah arti. 

Bahasa Indonesia adalah bahasa dengan filosofi tinggi, itu lah kenapa kita harus menyimak  dan mentela’ah artinya baik-baik.

Itu lah megapa ada ungkapan kuno jangan pernah menlan mentah-mentah karna apa yang kamu nilai artinya belum tentu itu artinya.

                Sedangkan kata tidak yang menjadi polemik saat ini dimana Buni Yani disangka kan menyunting transkrip video tersebut dengan menghilangkan kata tidak dan tentu itu merubah artinya.

Mengenai siapa yang salah (?) itu semua tergantung perspektif anda, bagai dua orang bersebelahan melihat angka enam dari sisi samping, di sisi kanan orang tersebut benar mengatakan bahwa itu adalah angka enam, namun di sisi kiri tidak salah juga mengatakan bahwa itu angka Sembilan karna memang terlihat seperti itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar